Welcome to our website. Neque porro quisquam est qui dolorem ipsum dolor.

Lorem ipsum eu usu assum liberavisse, ut munere praesent complectitur mea. Sit an option maiorum principes. Ne per probo magna idque, est veniam exerci appareat no. Sit at amet propriae intellegebat, natum iusto forensibus duo ut. Pro hinc aperiri fabulas ut, probo tractatos euripidis an vis, ignota oblique.

Ad ius munere soluta deterruisset, quot veri id vim, te vel bonorum ornatus persequeris. Maecenas ornare tortor. Donec sed tellus eget sapien fringilla nonummy. Mauris a ante. Suspendisse quam sem, consequat at, commodo vitae, feugiat in, nunc. Morbi imperdiet augue quis tellus.

Selasa, 22 Maret 2016

April Mendatang Kota Maba, Buli Serta Wasile Pelayanan Listrik 1x24 Jam

MABA – Upaya Bupati Haltim H. Rudy Erawan memperjuangan pelayanan listrik 1x24 jam untuk Kota Maba,  Buli serta Wasile mendapat lampu hijau dari PLN Area Sofifi.     Kepala PT. PLN Rayon Kota Maba Ansar Umasangaji mengatakan, permohonan Pemkab Haltim untuk menambah jam nyala dari 12 jam ke 24 jam di wilayah Kota Maba, Buli dan Wasile beberapa waktu lalu direspon baik PLN Area Sofifi.     "Jadi pimpinan PLN merespon dengan baik,” tuturnya kemarin (16/3/2016).

    Bahkan kata dia, Bupati Haltim H. Rudy Erawan dan  jajaran manajemen  PLN Area  Sofifi,  Senin (14/3/2016)  lalu sudah bertemu. “Hasil dari pertemuan itu akan  disampaikan ke PLN wilayah Ambon. Untuk selanjutnya tinggal menunggu persetujuaan saja,"katanya.  “Dan paling lambat, April mendatang,  lampu di Kota Maba  sudah bisa menyala 24 jam,” tambahnya. 

       Terpisah, Kadistamben  Haltim  H. Nasrun Konoras  mengatakan mesin  800 KVA akan segera dihibahkan ke PLN setelah selesai diperbaiki.  “Nanti kami sampaikan kepada PLN Area Sofifi bahwa mesin itu layak dioperasikan sekaligus dengan permintaan penambahan waktu jam nyala,"katanya (ado/kox)

Sumber : malutpost.co.id

Kamis, 10 Maret 2016

Sejarah Desa Buli


Halow sobat sobit yang berasal dari Desa Buli Kabupaten Halmahera Timur udah pada tau belum sejarah asal usul Desa Buli serta kepemimpinan Desa Buli. Kali ini kang aay akan sedikit menceritakan tentang Desa Buli. Simak baik-baik ya sobat sobit jangan sampai terlewatkan.


Mula-mula nama Desa Buli adalah Kampung Sarani yang kemudian di uba menjadi Buli Sarani diambil dari Fabulis (nama nenek moyang suku Buli) yang berarti pembunuh. Desa Buli termasuk Desa Tua yang berada di Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 1952 (waktu masih dibawa tangan Halteng), wilayah Desa Buli sangat luas yaitu sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wasilei, sebelah Selatan dengan Desa Buli Islam (sekarang Desa Buli Karya) sebelah Timur berbatasan dengan pulau-pulau (Gei,So,Pakal,Lilewi dan Para-Para). Nah itulah sedikit gambaran dari Desa buli.. masih mau lanjutttttt, mari kita lanjut……

Dari berbagai sumber yang telah di telusuri dan digali, asal usul Desa Buli memiliki beberapa versi cerita yang cukup variatif. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa sumber cerita asal Desa Buli yang berbeda-beda tapi kali ini Kang Aay telah merangkum sumber cerita tersebut untuk di jadikan informasi kepada teman-teman sekalian, maka apabila ada sepata kata yang keliru dalam penulisan kali ini Kang Aay sangat menginginkan saran dan masukan untuk melengkapi Sejara Desa Buli ini untuk di ketahui selayaknya.

Awal cerita, bahwa Buli berasal dari nama Fabulis. Fabulis adalah nama nenek moyang suku Buli yang pada saat itu mendiami aliran sungai di Goagaile. Moyang Fabulis mendiami daerah dekat sungai dikarenakan air merupakan salah satu pendukung berlangsungnya kehidupan. Karena beliau adalah orang pertama yang mendiami daerah Goagaile maka sungai itu di beri nama sungai Fabulis yang berada di daerah Goagaile/Gagaile sekarang menjadi kampung Labi-Labi. Dari Gogaile moyang fabulis dan suku buli kemudian menyusuri pantai dan mendiami daerah Mabulan (sebelah utara kampung Dorosago) dari Mabulan setelah berperang dengan melawan orang Ingli (nenek moyang suku Bicoli) orang Bicoli lalang (kalah) dibawah pimpinan Momole Mancaboi, dari Mabulan kemudian menyusuri pesisir menuju Mamalu (sekarang Pekaulang Loloi/bagian timur Desa Baburino), kemudian berpidah ke Pnu Ago/Kampung tua, sekarang arah utara Desa Gamesan dan berpindah ke Kampung Baru (Geltoli). Pada saat berada di Kampung Baru (Geltoli), penduduk Buli kemudian diminta bantuannya oleh orang Maba untuk berperang melawan 1.100 pasukan bala Kusu Sekano-Kano yang selalu datang mengganggu dan membunuh suku Maba. Penduduk Maba awal bertempat di Buli Serani ( Desa Buli). Kemudian orang Maba berpindah ke pesisir pantai yang berombak (yang sekarang merupakan Kabupaten Haltim) untuk menghindari serangan dari laut dan daerah rawa bila akan di serang dari darat. Ini merupakan strategi suku Maba dalam menghindari pasukan Kusu Sekano-kano. Saat terjadi peperangan antara suku buli dan pasukan sekano-kano di pesisir pantai Buli, hamparan mayat dari pasukan 1.100 dibunuh orang Buli, menimbulkan bau tak sedap atau bau busuk yang dihasilkan oleh mayat pasukan Kusu Sekano-kano membuat orang Buli berpindah sementara ke Pulau Gee, Pulau So, Pulau Mei, dan Pulau Taluane’Pnu (Oloan Ne’pnu). Untuk menghindari bau tak sedap itu. Setelah Buli bersih dari mayat pasukan 1.100 Kusu Sekano-Kano, suku Buli kemudian kembali dan mendiami daerah Buli, karena keberanian suku Buli maka suku Maba memberikan hutan sagu sebagai ladang makanan.

Buli menjadi kampung sekitar tahun 1904 dipimpin oleh Uat atau yang di tuakan yaitu Mandu yang kemudian berganti kepimpinan kampung sebagai berikut:

No
Nama
Jabatan
Masa Jabatan
Keterangan
1
Bapak Maruga
Kimalaha
1917-1927
Alm
2
Bapak Lalang
Kimalaha
1927-1932
Alm
3
BapakMandu Batawi
Kimalaha
1932-1937
Alm
4
Bapak Tjiong Kapita
Kimalaha
1937-1967
Alm
5
Bapak Agus Lasut
Kepala Kampung
1967-1972
Alm
6
Bapak Penes Maruga
Kepala Kampung
 2 bulan
Alm
7
Bapak Zet Goeslaw
Kepala Kampung
2 bulan
Alm
8
Bapak Corneles Boway
Kepala Kampung
1 bulan
Alm
9
Panjang Sedu Wonge
Kepala Kampung
-
Alm
10
Bapak Darius Goeslaw
Kepala Desa
1972-1992
Alm
11
Bapak Jhon Salakparang
Kepala Desa
1992-2002
Masih Hidup
12
Bapak Albert Radjangolo
Kepala Desa
2002-2007
Masih Hidup
13
Bapak Gurits. R. Tatengkeng
Kepala Desa
2007-2013 dan 2013-sekarang
Kepala Desa Buli

Buli adalah salah satu Desa tertua di Kecamatan Maba Kabupaten Halmahera Timur yang terbentuk sejak pemerintahan Kabupaten Halmahera Tengah. Setelah terjadi reformasi maka Kabupaten Halmahera Tengah dimekarkan menjadi Kabupaten Halmahera Tengah dan Kabupaten Halmahera Timur. Desa Buli masuk dalam Kabupaten Halmahera Timur pada tahun 2003 setelah dimekarkan. Pada Tahun 2006 Desa Buli memekarkan dua anak Desa yaitu Desa Sailal dan Desa Geltoli pada saat pemerintahan Desa Buli dipimpin oleh kepala desa Bapak Albert Radjangolo dan Ketua BPD Gurits Raysen Tatengkeng.

Komunitas suku Buli secara de facto telah terbentuk sebagai komonitas adat sejak tahun 1917 yang dikepalai oleh seorang kimalaha sebagai kepala adat dan kepala pemerintahan yaitu Alm. Bapak Maruga yang memimpin sejak tahun 1917-1927. Kemudian dilanjutkan oleh Alm. Bapak Lalang yang memimpin dari tahun 1927-1932, kemudian dilanjutkan oleh Alm. Bapak Mandu Batawi dari tahun 1932-1937, kemudian di lanjutkan dengan Alm. Bapak Tjiong Kapita dari tahun 1937-1967, Pada masa ini penyebutan kepala pemerintahan dari kimalaha ke kepala kampung dan pada saat itulah secara yuridis komonitas adat suku buli yang mendiami wilayah buli sarani di tetapkan sebagai desa difinitif berdasarkan ........,pada masa pemerintahan alm. Tjiong kapita beliau meninggal dunia pada saat menjabat sehingga tugas-tugas pemerintahan desa di laksanakan oleh Alm. Bapak Agus Lasut yang waktu itu berstatus sebagai pembantu kepala desa dari tahun 1967-1972. Pada tahun 1972 Alm. Bapak Agus Lasut mengundurkan diri sebagai Kepala Kampung dan tugas tugasnya dilaksaankan oleh oleh Alm Bapak Penes Maruga selama kurang lebih 2 bulan, dan dilanjutkan oleh Alm Bapak Pasimalamo Maruga selama 2 bulan, Kemudian dilanjutkan oleh Alm Bapak Zet Goeslaw, selama 2 bulan kemudian dilanjutkan oleh Bapak Corneles boway selama 1 bulan, kemudian dilanjutkan oleh Alm Bapak Panjang Sedu Wonge, kemudian dilanjutan Alm Bapak Darius Goeslaw dari tahun 1972-1992. pada tahun 1992 jabatan kepala desa harus dipilih oleh masyarakat, dan terpilih sebagai kepala desa pada tahun tersebut adalah Bapak Jhon Salakparang yang menjabat dari tahun 1992-2002, kemudian dilanjutkan oleh Bapak Albert Radjangolo dari tahun 2002-2007, dan dilanjtkan oleh Bapak G.Raisen tatengkeng dari tahun 2007-2013 dan 2013-sekarang, Mayoritas penduduk Desa Buli beragama Kristen Protestan, selebih beragama Islam yang sebgaian besar pendatang.

Nah, itulah sekilas cerita Desa Buli yang Kang Aay rangkum dari sumber Desa Buli kurang dan lebihnya Kang Aay mohon maaf, bila ada saran dan masukan untuk melengkapi Sejarah Desa Buli ini silakan teman-teman komen….