Gaji pokok
seorang dosen di Indonesia sama kecilnya dengan PNS lain di Indonesia. Silahkan
dilihat Disini, golongan satu dan dua
PNS di Indonesia lebih kecil dari UMR beberapa Provinsi di Indonesia. kalau
dosen pengangkatan pertama IIIb MKG 0 tahun ya gaji pokoknya Rp. 2.278.900,
beberapa puluh ribu diatas UMP Jakarta ;).
Memang ada tambahan tunjangan beras/istri/anak, jumlahnya beberapa ratus ribu
saja. Oh ya, ada juga sih beberapa kampus swasta yang menggaji
dosennya dengan standar perusahaan swasta yang baik, gaji pertamanya sekitar
tiga atau empat kali gaji pertama dosen PNS di Indonesia.
Baiklah saya akan sedikit menceritakan tentang seorang bintang Indonesia yang bersinar di dunia akademik di Amerika. Nelson Tansu bisa menjadi Profesor di perguruan tinggi di Amerika sebelum berusia 30 tahun. Tapi ia tidak mau pulang ke Indonesia karena atmosfer riset di Indonesia tidak semendukung di Amerika. Penghargaan untuk ilmuwan dan dosen di Indonesia pun tidak sebaik seperti di Amerika. Di Amerika atau Singapore, seorang profesor/dosen mendapat gaji hingga 18-30 kali lipat gaji profesor/dosen di Indonesia. Padahal, biaya hidup di Indonesia hanya 3 kali lebih murah dibanding Amerika atau Singapore. Jadi, anda bisa lihat bagaimana sejahteranya seorang profesor atau dosen di Amerika atau Singapore, dibandingkan dengan di Indonesia dan ternyata, gaji dari 450 Profesor yang ada di Indonesia tidak lebih dari 3.96 juta rupiah prebulan perorangnya.
Baiklah saya akan sedikit menceritakan tentang seorang bintang Indonesia yang bersinar di dunia akademik di Amerika. Nelson Tansu bisa menjadi Profesor di perguruan tinggi di Amerika sebelum berusia 30 tahun. Tapi ia tidak mau pulang ke Indonesia karena atmosfer riset di Indonesia tidak semendukung di Amerika. Penghargaan untuk ilmuwan dan dosen di Indonesia pun tidak sebaik seperti di Amerika. Di Amerika atau Singapore, seorang profesor/dosen mendapat gaji hingga 18-30 kali lipat gaji profesor/dosen di Indonesia. Padahal, biaya hidup di Indonesia hanya 3 kali lebih murah dibanding Amerika atau Singapore. Jadi, anda bisa lihat bagaimana sejahteranya seorang profesor atau dosen di Amerika atau Singapore, dibandingkan dengan di Indonesia dan ternyata, gaji dari 450 Profesor yang ada di Indonesia tidak lebih dari 3.96 juta rupiah prebulan perorangnya.
Mari kita lirik
sejenak Negara tetangga atau sering disapa negeri Jiran (Malaysia), seorang
Profesor mendapat gaji yang setara dengan 35 juta rupiah sebulan, dengan gaji
yang setara 35 juta rupiah sebulan, sementara harga nasi goreng di Malaysia-pun
sama-sama sekitar 20 ribu rupiah seperti di Indonesia, anda bisa lihat
bagaimana seorang profesor bisa lebih sejahtera di sana. Kesejahteraan seorang professor
atau dosen sangat berpengaruh pada kualitas perguruan tinggi tempat professor atau
dosen tersebut berada. Jika kebutuhan keluarganya terpenuhi, bahkan bisa hidup
sangat layak, seorang professor atau dosen bisa benar-benar berkonstrasi pada
mengajar, riset dan membuat publikasi ilmiah. Kualitas suatu perguruan tinggi
dinilai berdasarkan jumlah publikasi ilmiah perguruan tinggi tersebut di
jurnal-jurnal internasional atau jurnal-jurnal yang bergengsi. Nah, bagaimana
seorang profesor/dosen di Indonesia bisa fokus membuat publikasi ilmiah jika
dia sibuk "mencari makan".
Kembali lagi ke Indonesia
kebanyakan professor atau Dosen Menjadi anggota Asdoling (Asosiasi Dosen Keliling)
yang mengajar di banyak perguruan tinggi demi mengejar setoran, atau bekerja
juga sebagai konsultan,engineer, di perusahaan-perusahaan swasta/asing di
Indonesia. Dia tidak akan punya waktu untuk membuat publikasi ilmiah.
Sebaliknya, jika dia fokus pada riset dan membuat publikasi ilmiah, keluarganya
tidak makan. Mengerikan bukan?? Coba anda bayangkan, miris skali hidup di Indonesia..
Dengan kondisi seperti ini, profesi dosen jadi
profesi tidak populer dan tidak begitu dihormati. Lulusan-lulusan terbaik
perguruan tinggi tidak akan mau bekerja sebagai dosen saat dia lulus. Padahal,
kualitas dari perguruan tinggi benar-benar merupakan fungsi dari kualitas
dosen-dosen-nya. Bahkan lulusan yang memang benar-benar tertarik menjadi
akademisi pun ciut hatinya melihat kenyataan bahwa akhirnya dia tidak akan
sempat membuat publikasi ilmiah karena mesti "cari makan". Akhirnya,
lulusan-lulusan terbaik akan memilih bekerja di industri. Ini di Indonesia,
tidak demikian halnya di Malaysia. Di sana, gaji awal seorang dosen lebih
tinggi dibandingkan seorang engineer di industri. Akibatnya, lulusan terbaik
pasti akan sangat tertarik untuk berkarir di dunia akademik.
Kembali lagi ke
gaji seorang profesor di Indonesia tadi, yang hanya 3 jutaan perbulan, seorang
programmer yang hanya lulusan S1 saja bisa jauh lebih besar gajinya daripada
itu. Jadi, buat apa susah-susah ambil Master, Doktorat dan jadi Profesor
segala. Gaji pokok seorang profesor di Indonesia adalah Rp. 2,070,000.
Tunjangan fungsional sebesar Rp. 990,000. Jadi totalnya Rp. 3,960,000 maks.
Programmer yang gajinya jauh di atas itu di Jakarta ada banyak. Dr. Ali Khomsan
dari IPB mengatakan bahwa pada 2003, gajinya sebagai seorang Doktor hanyalah
2.5 juta. Justru hanya seperempat dari yang dia dapat sebagai beasiswa saat
study di Amerika. Memang dia bisa mendapatkan dana riset dari pemerintah hingga
40 juta rupiah. Tapi riset kualitas apa yang bisa dihasilkan dengan dana
sekian.
Rektor Universitas Muhammadiyah, Prof. Dr. Ir. Muhammadi mengatakan kalau gajinya dulu hanya 2.5 juta rupiah saja. Di Indonesia, di perguruan tinggi swasta, dosen yang sudah mengabdi selama 10 tahun gajinya hanyalah 2.5-3 juta rupiah saja sebulannya.
Rektor Universitas Muhammadiyah, Prof. Dr. Ir. Muhammadi mengatakan kalau gajinya dulu hanya 2.5 juta rupiah saja. Di Indonesia, di perguruan tinggi swasta, dosen yang sudah mengabdi selama 10 tahun gajinya hanyalah 2.5-3 juta rupiah saja sebulannya.
Di Lampung, gaji
dosen di sana adalah 500 ribu rupiah. Beberapa pergururan tinggi sudah ada yang
melakukan perbaikan. Misalnya di UGM, gaji para petinggi-nya naik 400%. Rektor
dan Pembantu Rektor saat ini bergaji antara 20-25 juta rupiah. Dekan dan
wakilnya antara 12-15 juta rupiah. Tapi, bagi yang tidak duduk di struktur
kepemimpinan tetap saja. Contohnya, seorang Profesor Emeritus (65 tahun ke
atas), hanya mendapat 900 ribu sebulan. Asisten dosen juga, hanya 270 ribu
perbulan.
Di Belanda,
ketimpangan ini tidak ada. Karena gaji rektor hanya 1.2 kali gaji dosen biasa.
Sedangkan di UI, dibawah Prof. Gumilar Somantri konon bisa memberikan tambahan
9 juta rupiah per bulan untuk staf tetap-nya. Mungkin ini yang bisa dipelajari
perguruan tinggi lainnya di Indonesia.
Melihat hal ini, jika anda seorang yang pintar, punya motivasi untuk menjadi akademisi, apakah anda akan jadi dosen/profesor di Indonesia? Atau malah hengkang ke Malaysia, Singapore bahkan Amerika? Artinya, perguruan tinggi di luar negeri lah yang akan kebanjiran minat orang-orang berbakat. Dengan masuknya orang-orang brilian tadi, perguruan tinggi di luar negeri tadi menjadi semakin hebat. Sementara itu, nasib perguruan tinggi di Indonesia? Kelihatannya ini masalah yang sangat serius.
Melihat hal ini, jika anda seorang yang pintar, punya motivasi untuk menjadi akademisi, apakah anda akan jadi dosen/profesor di Indonesia? Atau malah hengkang ke Malaysia, Singapore bahkan Amerika? Artinya, perguruan tinggi di luar negeri lah yang akan kebanjiran minat orang-orang berbakat. Dengan masuknya orang-orang brilian tadi, perguruan tinggi di luar negeri tadi menjadi semakin hebat. Sementara itu, nasib perguruan tinggi di Indonesia? Kelihatannya ini masalah yang sangat serius.
Mengupas Gaji pendidik di Indonesia bener2 kaya ngupas bawang merah,,,semakin dikupas semakin bkin nangis. belum lagi guru, dosen aja memprihatinkan, dengan tuntutan kualifikasi pendidikan yg biaya ijazahnya mahal gak sebanding dengan penghargaan akan ijazahnya. walau demikian nikmati aja.,,, http://www.perkuliahan.com
BalasHapusItu ga sesuai sekali dengan biaya yang dikeluarkan dalam studinya, sebab biaya S2 saja sepertinya yang termurah dalam satu bulan sudah 1 juta sekian, S3 2 juta sekian, malah ketika lulus dan bekerja gajinya tidak sesuai,,,, Kayak ngupas bawang merah. Semakin dilihat semakin menangis. heheheheeee... Cocok itu.....
HapusNGERI YAC
Hapustetap semangat kawan,. insya Allah menjadi pendidik adalah pekerjaan road to Surga. amin,...
BalasHapuswah miris juga ya dunia pendidikan di indonesia....benar kata pepatah "guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa"
BalasHapusya pinter-pinter lah, jangan mau jadi dosen full time. misal di perusahaan dpat 9juta/bulan bersih. nah karena kita punya ijazah S2 ya dikasihin aja ke kampus (istilahnya pinjem nama), sama kampus bisa dikasih fee 1-2 juta per bulan buat pinjem nama. kalau ngajar dapat tambahan lagi 3 sks bisa 150rb
BalasHapusya pinter-pinter lah, jangan mau jadi dosen full time. misal di perusahaan dpat 9juta/bulan bersih. nah karena kita punya ijazah S2 ya dikasihin aja ke kampus (istilahnya pinjem nama), sama kampus bisa dikasih fee 1-2 juta per bulan buat pinjem nama. kalau ngajar dapat tambahan lagi 3 sks bisa 150rb
BalasHapusSip, buat solusi kepentingan pribadi. Tapi sayang, kalau untuk kepentingan umum. apalagi sebagai Dosen.
BalasHapusIya memang menyedihkan! Dulu saya pernah jd dosen honorer di pts dan punya sampingan ngajar bimbel. Eh ternyata pendapatan dosen cuma 1/4 kali pendapatan di bimbel.akhirnya aku putusin fokus berwirausaha. Memang dilema jd dosen di indonesia!!!!!!
BalasHapusJangan menggantungkan profesi hanya pada dosen saja. Jika kita cinta tanah air ini mari membangun indonesia menjadi lebih baik. Mengajar sama saja menambah amal kita untuk masuk surga
BalasHapusJangan menggantungkan profesi hanya pada dosen saja. Jika kita cinta tanah air ini mari membangun indonesia menjadi lebih baik. Mengajar sama saja menambah amal kita untuk masuk surga
BalasHapusYg ngetop itu profesi pengusaha punya biografi dari anak kampung jadi 10 besar terkaya lalu ngajar di Univ sbg dosen luar biasa cerita terus tentang sukseknya membuat mhs pada puyeng berkhayal andai andai andai, lalu teman saya anak kampung lulus PNS dosen pd Univ masuk 10 besar udah 10 tahun jadi dosen rumah masih ngontrak, alamat gak jelas karena pindah melulu gol udah IV katanya lektor kepala lagi lanjutin sekolah morat marit cari dana karena tunjangan dah dihapus selama sklh dan bea siswa yg didpt cukup byr spp selama 7 smt biaya bulanan slm 7 smt katanya buat kos sama makan tempe dan tahu + nasi + susu anak rekreasi cuma kepasar tumpah ama isteri anak makan warteg..sisanya ditabung buat bayar setiap kali maju dan itu belum bisa ngasih dosen pembimbing sama penguji sama admin yg bantu acara ujian jd kdng malu sendiri beda dengan pengusaha yg sekolah juga lancar banget.. lantas klo dah kamu lulus gmana, gak tau jalanin aja apa adanya dan bersyukur masih banyak org yg kekurangan..hmm saya pikir sulit bagimu untuk memberikan yg terbaik karena kondisi kamu kurang gizi dan pusing melulu mikirin hidupmu,,kayaknya gak tertarik jadi dosen coz mengabdi untuk menjadikan orang pandai padahal fondasi negara ini akan menjadi kuat kalau dosen menjadi tumpuan pembangunan hmm maybe dosen itu profesi yang memang dibelenggu karena berbahaya klo banyak orang jadi pandai..hmm kayaknya begitu ya.. ya wes aku ra popo buka blog ini membuktikan apa memang benar teman saya ini kesulitan hidupnya mungkin banyak seperti itu juga kondisi dosen ya! moga lain waktu dapat pemimpin bangsa yg punya perhatian bagi dosen! mana mungkin begitu ya..ah jadi rumit saya melihatnya.. terakhir cuma bisa minjem kata bang Sopo menasehati bang Jarwo" yang sabar ya bos!!!!
BalasHapusyang komen kebanyakan bukan dosen, jadi komennya tidak fokus.
BalasHapusKALAU MAU GAJI GEDE JANGAN JADI DOSEN KAWAN???INGAT PRINSIP DASAR SEOARANG PENGAJAR???KALAU MAU DAPAT UANG BANYAK JADILAH PENGUSAHA>>...SEBAB KALAU ANDA JADI DOSEN DI GAJI 500 JUTA PUN ANDA PASTI AKAN KURANG,,
BalasHapusANDA ITU SEORANG KALANGAN AKDEMISI JADI BERPIKIRLAH SEPERTI SEORANG AKADEMISI JANGAN BERPIKIR SEPERTI SEORANG KULI KASAR<<<
Hemmm...
BalasHapus