Halo sobat
kali ini Kank Aay akan sedikit berbagi pengalaman kerja. Dimana Kank Aay pernah bekerja di suatu perusahaan Tambang.
Salah satu perusahan swasta yang berada di Timur Indonesia yang bergerak di
bidang Ekspor Nikel. Di perusahan tersebut kank Aay di Divisi Environmental
Engineering (Bagian Lingkungan) yang ditugaskan sebagai koordinator lapangan. Banyak
pengalaman yang Kank Aay dapat diperusahan tersebut dibidang Lingkungan.
Nah, Kank
Aay akan berbagi pengalaman bagaimana mengatasi Air Sedimentasi yang akan masuk
kelaut sehingga mengurangi pencemaran air laut itu sendiri. Saat itu di
perusahaan tempat Kank Aay bekerja memiliki banyak aliran sungai yang mengalir
langsung ke laut.
Perusahaan
ini mengekspor nikel ke berbagai negara khususnya Jepang. Berbicara nikel
berarti kita berbicara mengenai tanah, nikel sendiri berupa tanah yang memiliki
nilai kadar ore tertentu, untuk mendapatkan tanah Ore (nikel) tersebut perusahaan
itu harus melakukan pembongkaran lahan, mulai dari penebangan pohon sampai
pengerukan tanah permukaan. Lahan yang dibongkar lumayan cukup besar, kedalaman
penggalian bisa mencapai 30 M dan bisa juga lebih dari 30 M.
Pada suatu
hari, tepatnya hari selasa, dilakukan pembongkaran lahan untuk pengambilan ore
(nikel), lokasi pembongkaran ini berdekatan dengan jalur sungai, sebelum pembongkaran Kank Aay dan rekan-rekan dari
Divisi Environment melakukan pemantau lingkungan terlebih dahulu atau yang
sering disebut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk menganalisis
pencemaran yang akan terjadi. Sebelum itu kita lakukan pemeriksaan kualitas air
sungai awal, hasilnya aman masih dibawa baku mutu. Setelah lahan tersebut
dibongkar air sungai mulai tercemar yang tadinya berwarna bening sekarang berubah
menjadi kuning kecoklatan dan ini terjadi apabila turun hujan. Disini kita
lakukan lagi pemeriksaan kualitas air sungai dan ternyata melebihi baku mutu. Awalnya
Kank Aay berpikir sungai tersebut tidak akan tercemar karena Kank Aay telah
membuat jalur air hujan dan kolam penampung air hujan. Akan tetapi sungai
tersebut masih tercemar. Pecemaran ini berasal dari tanggul-tanggul jalan
tambang, jadi pada saat hujan, air hujan langsung mengenai tanggul mengalir
dari sisi kemiringan tanggul dan langsung menuju ke sungai yang mengakibatkan
air sungai berubah warna menjadi kuning kecoklatan, dimana air sungai tersebut
langsung menuju ke laut yang akan mengakibatkan air laut tercemar. Kank Aay langsung
mengambil tindakan untuk membuatan bronjong. Ada beberapa bronjong yang Kank
Aay buat. Sebelum itu Kank Aay membuka aplikasi khusus mengenai desain tambang
namanya Surpac untuk mencari tau lokasi pemasangan bronjong dan panjang sungai
dari titik bongkaran sampai ke pesisir laut. Setelah Kank Aay mengetahui
panjang sungai dan lokasi pembuatan bronjong barulah Kank Aay membuat bronjong
pertama dengan tinggi 1 meter 50 senti, panjang 3 meter (tergantung lebar
sungai) dan lebar 4 meter. Dari bronjong pertama Kank Aay isi batu dengan
susunan batu tela, fungsinya sebagai penyaring bahan-bahan padat yang terbawa
air dan juga sebagai penyaring lumpur tanah merah yang berasal dari
tanggul-tanggul jalan dan dibelakang bronjong di tanam patok dari kayu dengan
diameter kurang lebih 10cm yang berguna untuk menahan bronjong agar tidak
terbawa desarnya air sungai. Bronjong kedua sama dengan bronjong pertama, namun
didepan bronjong kedua Kank Aay beri ijuk agar lumpur yang sudah tersaring
sebelumnya oleh batu tela bisa lebih tersaring lagi. Jarak dari bronjong
pertama ke bronjong kedua 25 M. Bronjong ketiga sama juga tapi ada penambahan
material penyaring, Kank Aay beri ijuk dan spon (busa). Bronjong ke empat
dengan ukuran yang sama Kank Aay beri spon (busa) saja agar lumpur yang terbawa
air sungai bisa tersaring dengan baik. Setelah itu Kank Aay melakukan
pemeriksaan kualitas air dan berhasil yang tadinya kualitas air sungai melebihi
standar baku mutu sekarang dibawah standar baku mutu. Untuk pemeliharan
dilakukan 3 minggu sekali (tergantung tingkat sedimentasi yang dihasilkan juga
sih), pemeliharan tersebut terdiri dari pengerukan lumpur dan pengangkutan
bahan padat agar bronjong tersebut selalu terawat dengan baik. Namun setiap
harinya selalu dilakukan pengontrolan pada tiap bronjong.
Sekian
cerita tentang bronjong dan sedimentasi air sungai. Semoga dapat bermanfaat
untuk sobat sekalian.
0 komentar:
Posting Komentar