Meningkatnya jumlah kebutuhan akan air bersih rupanya ditangkap oleh
pelaku bisnis untuk menyediakan air kemasan galon dengan berbagai harga
berkisar antara Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 15.000,-. Mahalnya harga air
kemasan galon membuat sejumlah pihak memanfaatkan keadaan tersebut sebagai
peluang bisnis air isi ulang dengan harga relatif terjangkau, sekitar
Rp.3000,-. Bahkan di sekitar tempat kos mahasiswa di daerah ringroad utara
Yogyakarta ada agen air isi ulang yang mematok harga hanya Rp.2000,- saja.
Hal ini mungkin menguntungkan bagi kelas menengah ke bawah karena
lebih ekonomis dibandingkan dengan membeli air galon. Namun ini justru membuat
miris karena Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) Departemen Kesehatan telah mempublikasikan hasil penelitian
mereka terhadap depot-depot air minum isi ulang yang hasilnya, air minum isi
ulang diketahui tercemar bakteri patogen seperti coliform, bahkan ada yang
terkontaminasi logam berat kadmium. Belum lagi proses pencucian galon bekas
sebelum diisi kembali diyakini juga menyumbangkan paling tidak 5% dari total
bakteri yang terkandung dalam air isi ulang yang siap minum.
Mutu dari air minum isi ulang itu pun diyakini hanya mampu bertahan
1X24 jam sejak air tersebut keluar dari tabung steril agen air minum isi ulang.
Setelah lebih dari 24jam, lebih baik jangan dikonsumsi karena kualitasnya
sangat di ragukan.Lalu, apa yang harus dilakukan?
1. Pemerintah.
Pemerintah harus membuat peraturan tentang
pengelolaan usaha air minum isi ulang agar kualitas air tersebut memenuhi.
Kalau perlu berikan batasan-batasan apa yang harus dilakukan pelaku usaha air
minum isi ulang, seperti penggantian alat-alat yang dipakai usaha secara
periodik, sterilisasi galon bekas dengan larutan tertentu, dll. Atau bisa juga
menerapkan sistem sertifikasi untuk para pelaku usaha air minum isi ulang agar
yang bisa menjual hanya mereka yang telah memiliki sertifikat yang menunjukkan
kualitas dari air minum tersebut.
2. Pelaku usaha air minum isi ulang.
Memang susah-susah gampang mengajak para
pelaku bisnis berbuat disiplin, jujur, dan senantiasa mementingkan kepentingan
konsumen. Namun nggak menutup kemungkinan dengan mendisiplinkan para pelaku
usaha air minum isi ulang, akan dapat mengurangi bahaya yang ditimbulkan akibat
mengkonsumsi air minum isi ulang.
3. Konsumen.
Sebagai konsumen, kita harus pintar-pintar
memilih apa yang akan kita konsumsi berdasarkan kualitas dan besar kantong.
Untuk masalah air minum isi ulang, nggak masalah membeli air minum isi ulang, tapi
membelilah dengan bijak. Artinya, jangan membeli terlalu banyak. Misal cukup
beli satu galon daripada beli dua galon tapi galon yang satu hanya untuk
disimpan. Selain itu, jika telah lebih dari 24 jam sebaiknya rebus dulu sebelum
mengkonsumsinya.
Menurut pakar
mikrobiologiIPB Bakteri Ekoli dalam air dapat hidup dan berkembang 20 menit
menjadi 2 kali lipat jumlahnya.Bakteri ini sangat berbahaya bagi manusia dapat
menyebabkan diare hebat bagi orang dewasa dan anak - anak terutama dibawah umur
lima tahun.
Sebaiknya anda sebelum minum air isi ulang perhatikan kebersihannya agar terhindar dari Bakteri Ekoli.
Sebaiknya anda sebelum minum air isi ulang perhatikan kebersihannya agar terhindar dari Bakteri Ekoli.
Banyak penelitian yang
dilakukan oleh Dinas kesehatan dari berbagai kota di Indonesia terhadap
kualitas air minum dari Depot air minum isi ulang. Hasilnya adalah banyaknya
ditemukan bakteri E colie dalam air minum tsb. Benarkah demikian adanya ?
Benar, walaupun tidak semua depot air minum isi ulang mengandung bakteri.
1.
Penyebab Adanya Bakteri E-colie Adalah:
Ø
Penggunaan Ultraviolet yang tidak sesuai antara kapasitas dan
kecepatan air yang melewati penyinaran Ultraviolet tsb. Akibat air terlalu
cepat, maka bakterinya tidak mati. Idealnya, untuk Depot air minum isi ulang
kapasitas Ultraviolet minimal adalah Type 5 GPM atau daya lampu 30 Watt dan
kecepatan air yang melewati UV tsb adalah 19 liter ( 1 Galon ) per 1 menit 15
detik. (Jangan lebih cepat dari itu).
Ø
Kurangnya kebersihan depot dan lingkungan sekitar.
Ø
Karena keterbatasan modal,banyak yang membeli paket Depot yang
berharga murah dengan peralatan dibawah Standar Minimum peralatan. Antara lain
minimal menggunakan tabung berisi media pasir silika, karbon aktif ,
Ultraviolet minimal Type 5 GPM dan penyaringan Micro filter / filter sedimen
berukuran mulai 10 mikron s/d 01 micron.
Ø
Kurangnya kesadaran pemilik Depot untuk memeriksakan Depotnya 3
bulan sekali ke Dinas kesehatan setempat.
Dinas Kesehatan setempat
sebaiknya proaktif memeriksa Depot air minum di Wilayah kerjanya masing masing,
agar kualitas Depot air minum tetap terjaga dan secara tidak langsung justru
memperbaiki citra depot air minum isi ulang tsb yang sudah terlanjur negatif.
Semoga menjadi ilmu pengetahuan yang berharga bagi yang sudah memiliki Depot
dan bagi yang akan memulai usaha ini, agar jangan membeli peralatan dibawah
standar minimum seperti yang saya sebutkan di atas.
2.
Ada Beberapa Tips Bagi Anda yang menimum air isi ulang:
Ø
Perhatikan saat mencuci galon/botol waktu pengisian sudah bersih
atau belum.
Ø
Rebus terlebih dahulu sampai mendidih sebelum anda minum.
Itulah tips yang dapat kami
sampaikan, jangan sampai akibat kurang kewaspadaan anda dirugikan Bekteri
E-koli.
sumber : http://remaja.suaramerdeka.com/ & http://www.milkuma.com/
sumber : http://remaja.suaramerdeka.com/ & http://www.milkuma.com/
0 komentar:
Posting Komentar