Senin, 09 Juni 2014

Pertambangan Halmahera Timur

pertambangan di Halmahera Timur saat ini mengiatkan kita pada Pulau Gebe pasca tambang. Bedanya di Gebe diketahui tutup total, namun di Halmahera Timur masih ada PT Antam yang masi mengoperasionalkan kantornya. Sementara puluhan perusahan lainya tutup total. Sejak September 2013 perusahan-perusahan di Halmahera Timur semuanya berhenti kecuali PT. Antam. Mulai dari subaim sampai dipusat kota kabupaten Halmahera Timur sepi.
Alat berat yang sebelumnya ramai kini diparkir di lokasi-lokasi pertambangan tanpa digunakan. Kantor, mess karyawan, maupun pos penjagaan yang sebelumnya  terjaga ketat kini tak terlihat lagi. Begitu juga, kapal-kapal ekspor yang tampak berlalu lalang diperairan laut Halmahera Timur saat beroperasinya perusahan-perusahan, kini tak satupun yang terlihat disepanjang mata memandang.
Bagi Siapa saja yang melintas di Halmahera Timur, tentu akan merasakan betapa ramainya saat perusahan tambang beroperasi. Laut Halmahera Timur yang dulu tanpak keruh kini sepanjang mata memandang mulai jerni dan membiru.
Mengingatkan kita Halmahera Timur sebelum ada pertambangan nikel, Rasa penasaranpun membuatku menghampiri sejumlah warga yang melintasi jalan lintas Halmahera Timur. Mereka mengaku, saat perusahan-perusahan itu masi beroprasi jalan lintasan Halmahera Timur dipenuhi banyak aktifitas kendaraan, baik kendaran alat berat maupun kendaran yang berlebel pertambangan nikel.
Berhentinya operasi sejumlah perusahan tambang ini juga membuat karyawan saat ini masi menganggur resa. Mereka tak tau harus kerja apa hingga kini kebingungan masi melanda di benak mereka. Bagimana cara mereka mendapatkan uang. Namun disisi lain suda ada yang  mulai berkebun, bertani dan mulai menjadi nelayan. Adapulah yang memili nganggur total sambil menanti hadirnya kembali perusahan-perusahan tersebut. Dikisahkan saat perusahan masi beroperasi rata-rata pendapat paling tinggi Rp 5 juta dan paling rendah Rp 3 juta lebih. Bahkan saat ini status mereka masi kategori karyawan karena belum berstatus PHK. Hingga saat ini meraka masi menanti gaji mereka selama berbulan-bulan yang belum di bayar.
Kondisi perusahan berhenti beroperasi ini juga membuat sejumlah pengusahan kos-kosan dibuli maupun di maba kota pasra. Dulu saat perusahan masi operasi dalam 5 bulan keuntungannya suda bisa membeli mobil dan membuat rumah. Para sopir-sopir taksi pun ikut merasakan penurunan pendapatan, pengusaha warung-warung kecilpun ikut merasakannya.

Bersumber dari Fakhruddin Abdullah - Maba - Malut Post

Kang Aay: Sekarang kita lihat kembali Halmahera Timur untuk tahun-tahun kedepannya, apa yang akan terjadi, pendapatan daerah yang dulunya tinggi dikarenakan didorong oleh perusahan-perusahan tersebut kini hanya tinggal cerita, kita liat saja APD daerah ditahun ini.
Semoga dengan terjadinya hal-hal ini dapat membuka lebar mata masyarakat dan pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan pendapatan daerahnya di sector-sektor lain.
 Heloooowww…pada tau ga sih.. kalau perusahan-perusahan tambang ini bukan perusahan permanen yang akan menduduki lokasi selamanya. Perusahan-perusahan tersebut suatu saat akan mengangkat kakinya apabila yang dibutukan suda habis tercapai. Sekarang barulah terasa, untuk itu mari kita bersama-sama membuka mata lebar-lebar dengan adanya kejadian-kejadian yang terjadi di Halmahera Timur untuk  dijadikan satu pembelajaran di masa mendatang nanti. Pemerintah sangat berperan penting dalam kemajuan daerahnya, Halmahera Timur sampai saat ini masih dikategorikan sebagai Kabupaten tertinggal loh. Padahal sumberdaya alam yang terdapat di Kabupaten Halmahera Timur cukup memadai.

0 komentar:

Posting Komentar