Senin, 16 Maret 2015

Waspada Terhadap Isi Ulang Air Galon

Meningkatnya jumlah kebutuhan akan air bersih rupanya ditangkap oleh pelaku bisnis untuk menyediakan air kemasan galon dengan berbagai harga berkisar antara Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 15.000,-. Mahalnya harga air kemasan galon membuat sejumlah pihak memanfaatkan keadaan tersebut sebagai peluang bisnis air isi ulang dengan harga relatif terjangkau, sekitar Rp.3000,-. Bahkan di sekitar tempat kos mahasiswa di daerah ringroad utara Yogyakarta ada agen air isi ulang yang mematok harga hanya Rp.2000,- saja.
Hal ini mungkin menguntungkan bagi kelas menengah ke bawah karena lebih ekonomis dibandingkan dengan membeli air galon. Namun ini justru membuat miris karena Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Departemen Kesehatan telah mempublikasikan hasil penelitian mereka terhadap depot-depot air minum isi ulang yang hasilnya, air minum isi ulang diketahui tercemar bakteri patogen seperti coliform, bahkan ada yang terkontaminasi logam berat kadmium. Belum lagi proses pencucian galon bekas sebelum diisi kembali diyakini juga menyumbangkan paling tidak 5% dari total bakteri yang terkandung dalam air isi ulang yang siap minum.
Mutu dari air minum isi ulang itu pun diyakini hanya mampu bertahan 1X24 jam sejak air tersebut keluar dari tabung steril agen air minum isi ulang. Setelah lebih dari 24jam, lebih baik jangan dikonsumsi karena kualitasnya sangat di ragukan.Lalu, apa yang harus dilakukan?
      1.    Pemerintah.
Pemerintah harus membuat peraturan tentang pengelolaan usaha air minum isi ulang agar kualitas air tersebut memenuhi. Kalau perlu berikan batasan-batasan apa yang harus dilakukan pelaku usaha air minum isi ulang, seperti penggantian alat-alat yang dipakai usaha secara periodik, sterilisasi galon bekas dengan larutan tertentu, dll. Atau bisa juga menerapkan sistem sertifikasi untuk para pelaku usaha air minum isi ulang agar yang bisa menjual hanya mereka yang telah memiliki sertifikat yang menunjukkan kualitas dari air minum tersebut.

      2.    Pelaku usaha air minum isi ulang.
Memang susah-susah gampang mengajak para pelaku bisnis berbuat disiplin, jujur, dan senantiasa mementingkan kepentingan konsumen. Namun nggak menutup kemungkinan dengan mendisiplinkan para pelaku usaha air minum isi ulang, akan dapat mengurangi bahaya yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi air minum isi ulang.

     3.    Konsumen.
Sebagai konsumen, kita harus pintar-pintar memilih apa yang akan kita konsumsi berdasarkan kualitas dan besar kantong. Untuk masalah air minum isi ulang, nggak masalah membeli air minum isi ulang, tapi membelilah dengan bijak. Artinya, jangan membeli terlalu banyak. Misal cukup beli satu galon daripada beli dua galon tapi galon yang satu hanya untuk disimpan. Selain itu, jika telah lebih dari 24 jam sebaiknya rebus dulu sebelum mengkonsumsinya.

Menurut pakar mikrobiologiIPB Bakteri Ekoli dalam air dapat hidup dan berkembang 20 menit menjadi 2 kali lipat jumlahnya.Bakteri ini sangat berbahaya bagi manusia dapat menyebabkan diare hebat bagi orang dewasa dan anak - anak terutama dibawah umur lima tahun.
Sebaiknya anda sebelum minum air isi ulang perhatikan kebersihannya agar terhindar dari Bakteri Ekoli.
Banyak penelitian yang dilakukan oleh Dinas kesehatan dari berbagai kota di Indonesia terhadap kualitas air minum dari Depot air minum isi ulang. Hasilnya adalah banyaknya ditemukan bakteri E colie dalam air minum tsb. Benarkah demikian adanya ? Benar, walaupun tidak semua depot air minum isi ulang mengandung bakteri.
1.   Penyebab Adanya Bakteri E-colie Adalah:
Ø  Penggunaan Ultraviolet yang tidak sesuai antara kapasitas dan kecepatan air yang melewati penyinaran Ultraviolet tsb. Akibat air terlalu cepat, maka bakterinya tidak mati. Idealnya, untuk Depot air minum isi ulang kapasitas Ultraviolet minimal adalah Type 5 GPM atau daya lampu 30 Watt dan kecepatan air yang melewati UV tsb adalah 19 liter ( 1 Galon ) per 1 menit 15 detik. (Jangan lebih cepat dari itu).
Ø  Kurangnya kebersihan depot dan lingkungan sekitar.
Ø  Karena keterbatasan modal,banyak yang membeli paket Depot yang berharga murah dengan peralatan dibawah Standar Minimum peralatan. Antara lain minimal menggunakan tabung berisi media pasir silika, karbon aktif , Ultraviolet minimal Type 5 GPM dan penyaringan Micro filter / filter sedimen berukuran mulai 10 mikron s/d 01 micron.
Ø  Kurangnya kesadaran pemilik Depot untuk memeriksakan Depotnya 3 bulan sekali ke Dinas kesehatan setempat.
Dinas Kesehatan setempat sebaiknya proaktif memeriksa Depot air minum di Wilayah kerjanya masing masing, agar kualitas Depot air minum tetap terjaga dan secara tidak langsung justru memperbaiki citra depot air minum isi ulang tsb yang sudah terlanjur negatif. Semoga menjadi ilmu pengetahuan yang berharga bagi yang sudah memiliki Depot dan bagi yang akan memulai usaha ini, agar jangan membeli peralatan dibawah standar minimum seperti yang saya sebutkan di atas.
2.   Ada Beberapa Tips Bagi Anda yang menimum air isi ulang:
Ø  Perhatikan saat mencuci galon/botol waktu pengisian sudah bersih atau belum.
Ø  Rebus terlebih dahulu sampai mendidih sebelum anda minum.
Itulah tips yang dapat kami sampaikan, jangan sampai akibat kurang kewaspadaan anda dirugikan Bekteri E-koli.

sumber : http://remaja.suaramerdeka.com/ & http://www.milkuma.com/

    0 komentar:

    Posting Komentar